Triyaningsih melewati 5 km pertama dengan berada di posisi 52 dengan waktu 17:27 atau terpaut 7 detik dari pelari terdepan. Di 5 km selanjutnya, ia turun ke posisi 64 dengan waktu 35:22.
Setelah 15 km, Triyaningsih berada di posisi 74. Ia kini terpaut 1:49 dengan pelari terdepan. Posisi Triyaningsih turun lagi ke posisi 80 setelah melewati 20 km.
Melewati 25 km, Triyaningsih menempati posisi 84 dengan waktu 1:32:50, terpaut 6:27 dari pelari terdepan. Ia sempat naik ke posisi 82 setelah melewati 30 km, meski jaraknya dengan pelari terdepan bertambah jadi 9:10.
Usai 35 km, Triyaningsih berada di posisi 85 dengan 2:11:58. Ia kini terpaut 12:29 dari pelari terdepan.
Pada akhirnya Triyaningsih melewati garis finis di posisi 84 dengan catatan waktu 2:41:15 atau terpaut 18:08 dari pelari terdepan. Hal ini membuat Triyaningsih bukan saja tidak kuasa menambah medali untuk Indonesia tetapi juga gagal menajamkan waktu terbaiknya yakni 2 jam 31 menit saat ia finis keempat di Asian Games 2010 di Guangzhou, China.
Secara realistis, peluang Triyaningsih di nomor ini memang tidak terlalu besar mengingat ketatnya persaingan dengan para pelari kelas dunia lainnya.
Dengan demikian maka Indonesia akan menyudahi Olimpiade 2012 ini dengan raihan satu medali perak dan satu medali perunggu persembahan Triyatno dan Eko Yuli Irawan di angkat besi.
Maraton putri ini sendiri dimenangi oleh Tiki Gelana dari Ethiopia. Sempat terjatuh di tengah-tengah lomba, ia akhirnya melewati garis finis paling pertama dengan waktu 2:23:07 dan berhak atas medali emas. Waktu 2:23:07 Gelana juga dicatat menjadi rekor baru Olimpiade, mematahkan waktu sebelumnya 2:23:14
Sementara Priscah Jeptoo (Kenya) berhak atas medali perak usai melewati garis finis di posisi dua. Sedangkan Tatyana Petrova Arkhipova (Rusia) mendapat medali perunggu dengan finis ketiga. Total ada 11 pelari yang gagal menyelesaikan lomba.
( krs / krs )
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar